Etika Pergaulan Remaja Muslim dan Muslimah

Remaja muslim atau muslimah adalah satu identitas yang melekat pada seseorang yang berusia menginjak dewasa menuju kematangan yang selalu mencari jati diri yang sebenarnya. Pergaulan remaja umumnya selalu mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Di masa itu saat dimana secara fisik tumbuh pada dirinya sesuatu yang asalnya belum ada, hormon biologis; seperti jangut, suara, fisik, dan anggota badan lainnya mengalami perubahan.

Seorang remaja muslim ataupun muslimah selayaknya menjadikan masa tersebut sebagai usia keemasan “Golden Age”, dimana potensi diri manusia (fitrah) yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT harus dioptimalkan dengan baik. Tiga potensi utama tersebut adalah : Pendengaran, Penglihatan dan Hati (akal dan fikiran).

Karakter seorang remaja memang tidak bisa dan tidak akan seragam, apalagi remaja yang hidup di pergaulan luar selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.

Media informasi dan Komunikasi di zaman sekarang ini semakin merambah dengan cepat. Maraknya kemaksiatan yang bersifat tontonan seperti film porno, foto-foto dewasa di Internet sudah tidak bisa tertahan lagi. Sampai sumber kemaksiatan tersebut ada di setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman

Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa kehidupan di dunia ini.

Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :

1. Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi menjaga kehormatan diri dan kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta menimbulkan fitnah.
Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Di samping aurat, Pakaian yang di kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.

2. Menjauhi perbuatan zinaPergaulan antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32:


ولا تقربوا الزنى إنه كان فحشة وساء سبيلا

“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”
Beberapa konsep dasar dalam Islam yang secara langsung atau tidak, ada kaitannya dengan pergaulan. Beberapa konsep tersebut adalah sebagai berikut:
Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu syetan.
Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi.

3. Menundukkan pandangan, tidak melihat aurat orang lain, dan memelihara kemaluan dari berzina 
(lihat QS. An‑Nuur 30).


قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم ويحعظوا فروجهم ذلك أزكى لهم إن الله خبير بما يصنعون

4. Baik laki-laki maupun wanita harus betul-betul bertaqwa kepada Allah SWT (lihat QS. An‑Nisa 9 dan Al‑Ahzab 55).
فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا
واتقين الله إن الله كان على كل شيء شهيد

5. Menjauhkan diri dari tempat-tempat yang syubhat (yang meragukan status hukumnya), agar tidak jatuh dalam kemaksiyatan, seperti tercantum dalam banyak hadits.

Untuk mereka yang belum sanggup nikah harus selalu memelihara diri dari perbuatan dosa (lihat QS. An‑Nuur 33).
وليستعفف الذين لا يجدون نكاحا حتى يغنيهم الله من فضله

6. Tidak melakukan Khalwat, yaitu bersepi-sepian (berduaan saja) antara seorang laki-laki dan seorang wanita. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad “Tidak boleh seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita, kecuali disertai muhrim si wanita itu !”.

من كان يؤمن بالله واليوم الأخر فلا يخلون بامراة ليس معها ذو محرم منها فإن ثالثهما الشيطان -رواه أحمد-

7. Tidak mendekati zina (lihat QS. Al‑Isra 32).

ولا تقربوا الزنى إنه كان فحشة وساء سبيلا
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ayat ini merupakan larangan Allah SWT pada hamba‑Nya dari melakukan zina, hal-hal yang mendekatkan pada zina, melakukan perbuatan pendahuluan zina dan propaganda untuk berzina (Tafsir Ibnu Katsir, III, hal. 50). Larangan ini berarti mencakup larangan saling berpandangan dengan syahwat, berduaan, bergandengan tangan, mencium, mojok, dan saling merayu antara lain jenis yang bukan suami istri.

8. Tidak bersuara mendesah yang merangsang (lihat QS. Al‑Ahzab 32).
يا نساء النبى لستن كأحد من النساء إن اتقيتن, فلا تخضعن بالقول فيطمع الذين فى قلبه مرض وقلن قولا معروفا

9. Islam membolehkan laki-laki dan wanita bukan muhrim (orang yang haram dikawini) berkumpul dan berinteraksi di tempat-tempat umum, seperti jalan, masjid, kebun-kebun umum (tempat rekreasi) dan lain-lain untuk tujuan yang diperbolehkan syara’ dan memang memerlukan interaksi, misalnya shalat berjama’ah (di masjid), menunaikan ibadah haji dan sebagainya. Sedangkan di tempat-tempat khusus, seperti rumah pribadi, mobil pribadi dan lain-lain Islam mengharamkan.

Tata Cara Pergaulan Remaja
Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi :

a. Mengucapkan Salam
Ucapan salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.

b. Meminta Izin
Meminta izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin terlebih dahulu

c. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih sayang.

d. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.

e. Berbicara dengan perkataan yang sopan
Islam mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat, dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .

f. Tidak boleh saling menghina
Menghina / mengumpat hukumnya dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina di antara teman.

g. Tak boleh saling membenci dan iri hati
Rasa iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.

h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.

i. Mengajak untuk berbuat kebaikan
Orang yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.

Demikian beberapa tata cara pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai moral dan ajaran islam. Tata cara tersebut hendaknya dijadikan pedoman bagi remaja dalam bergaul dengan teman-temannya.Mudah-mudahan ini bisa kita jadikan renungan atau muhasabah.

Disampaikan dalam acara TOP (Ta'aruf dan Orientasi Pesantren) di Pesantren Persis Benda. Jul 2013
More aboutEtika Pergaulan Remaja Muslim dan Muslimah

Mengenal Sahabat Nabi Muhammad SAW

Pengertian dari sahabat Rasulullah SAW adalah seseorang yang hidup dan berjuang bersama-sama Nabi Muhammad SAW dalam rangka berjuang menegakan dan mendakwahkan Islam pada masanya, sejaman dan bertemu langsung dengan Nabi Rasul Muhammad SAW dan meninggal dalam keadaan Islam.

Sahabat Nabi secara etimologis berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani ialah :

من لقي النبيّ صلّى اللَّه عليه وسلم في حياته مسلما ومات على إسلامه
“Orang yang bertemu dengan Nabi Muhammad SAW di masa hidup beliau dalam keadaan beriman dan wafat dalam islam”. (Al-Ishobah fi Tamyiz Ash-Shohabah juz 1 hal 8)

Dapat ditarik pengertian dari definisi sahabat nabi di atas, bahwa :
  • Walaupun ia hidup di masa Nabi Muhammad dan beriman dengan masuk agama Islam serta meninggal dalam islam tetapi tidak pernah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, maka tidak disebut Sahabat Nabi.
  • Orang yang bertemu beliau dalam keadaan kafir, bukanlah shahabat Nabi. Walaupun ia masuk Islam sesudah Nabi Muhammad SAW wafat.
  • Orang yang murtad dan wafat dalam keadaan murtad, bukanlah sahabat Nabi. walaupun, ia pernah bertemu Nabi Muhammad dan pernah beriman kepada beliau.
Keutamaan sahabat-sahabat Nabi.
Setelah kita mengetahui, siapa saja yang termasuk sahabat Nabi dan siapa yang bukan termasuknya, ketahuilah, tatkala seorang menjadi sahabat Nabi, berarti ia memiliki berbagai keutamaan yang tidak bisa ditandingi oleh orang-orang setelah mereka.

1. Mereka adalah orang-orang terbaik
Allah SWT Berfirman:
Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kalian menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan kalian beriman kepada Allah. (QS, Ali-Imran : 110)
Nabi Muhammad SAW bersabda:

خير النّاس قرني ثمّ الّذين يلونهم ثمّ الّذين يلونهم
“Sebaik-baik generasi adalah generasiku (para sahabat), lalu setelah mereka (tabi’in), lalu setelah mereka (tabi’it tabi’in). ” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mereka adalah orang-orang yang adil dan pilihan

Allah تعالى Berfirman:

{Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kalian umat yang adil dan pilihan.} (QS. Al-Baqarah : 143)

3. Mereka mendapatkan keridaaan Allah dan surga dari-Nya

Allah SWT Berfirman:

{Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon} (QS. Al-Fath : 18)

{Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalirkan sungai-sungai didalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.} (QS. At-Taubah : 100)

Nabi SAW bersabda:

لَا يَدْخُلُ النَّارَ، إِنْ شَاءَ اللهُ، مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ أَحَدٌ، الَّذِينَ بَايَعُوا تَحْتَهَا
“Tidak akan masuk neraka seorang pun dari orang-orang yang berba’iat di bawah pohon (di Hudaibiyyah)”. (HR. Muslim)

4. Sifat-sifat para sahabat Nabi telah dipuji oleh Allah تعالى .

Allah menyebutkan para sahabat Nabi dalam Al-Qur’an:

[1]. Mereka adalah orang-orang yang benar-benar beriman [QS. Al-Anfaal : 74].

[2]. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus [QS. Al-Hujuraat : 7]

[3]. Mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan [QS. At-Taubah : 20]

[4]. Mereka adalah orang-orang yang benar [QS. At-Taubah : 119]

[5]. Mereka adalah orang-orang yang bertaqwa [QS. Al-Fath : 26]

[6]. Dan sifat-sifat lainnya yang termasuk dalam Al-Qur’an.

Sikap seorang muslim terhadap sahabat Nabi.

Setelah mengetahui berbagai keutaman para sahabat Nabi, lantas apa sikap kita terhadap mereka?

Ibnu Abbas berkata:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَقَامُ أَحَدِهِمْ سَاعَةً يَعْنِي مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، خَيْرٌ مِنْ عَمَلِ أَحَدِكُمْ أَرْبَعِينَ سَنَةً

“Janganlah kalian memaki para shahabat Nabi Muhammad SAW. Sungguh, kedudukan salah seorang dari mereka bersama Nabi Muhammad SAW sesaat (sejam) itu lebih baik daripada amal seorang dari kalian selama 40 tahun”. (Riwayat Ibnu Batthah dengan sanad yang shahih)

Sebagai penutup, marilah kita simak perkataan indah dari Amirulmukminin, Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه tentang para sahabat Nabi. Beliau berkata:

لقد رأيت أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم، فما أرى أحداً يشبههم منكم لقد كانوا يصبحون شعثاً غبراً، وقد باتوا سجّداً وقياماً يراوحون بين جباهِهِم وخـدودهم ويقفون على مثل الجمر من ذكر معـادهم، كأن بين أعينهم رُكب المعزي من طول سجودهم، إذا ذكر الله هملت أعينهم حتى تبُلَّ جيوبهم، ومـادوا كمـا يميـد الشجـر يوم الريح العاصف، خـوفاً من العقاب ورجـاءً للثواب نهج البلاغة للشريف الرضى شرح محمد عبده ص 225.

“Sungguh, aku telah menyaksikan para sahabat Muhammad SAW, maka aku tidak melihat seorang pun dari kalian yang dapat menyamai mereka. Mereka siang hari bergelimang pasir dan debu (di medan perang), sedang di malam hari banyak sujud dan berdiri (beribadah kepada Allah) silih berganti, tampak kegesitan dari wajah-wajah mereka. Mereka seakan-akan berpijak di atas bara api bila ingat akan hari pembalasan (Akhirat) dan tampaklah bekas sujud di dahi mereka. Bila mereka berdzikir kepada Allah berlinanglah air mata mereka sampai membasahi baju mereka. Mereka condong laksana condongnya pohon di waktu berhembusnya angin dengan keras, karena takutnya mereka akan siksa Allah, dan mengharapkan ganjaran dari-Nya. ”


More aboutMengenal Sahabat Nabi Muhammad SAW

Cara Mengatasi dan Menyelesaikan Konflik dalam Persahabatan

Ketegangan dan tidak akur dengan teman atau sahabat seringkali terjadi di kalangan remaja. Konflik itu terjadi disebabkan adanya kesalah fahaman atau ketidak sepahaman dalam memandang dan memutuskan sesuatu.
Setiap manusia memiliki cara pandang dan pemikiran yang berbeda, karena akal manusia memang bekerja seperti itu. Hal ini bukanlah berarti bahwa konflik dalam persahabatan itu sesuatu yang biasa terjadi. Naah untuk mengatasinya berikut cara menyelesaikan konflik pertemanan:

Selalu Menjalin Kepercayaan
Dalam berteman dan bersahabat mutlak diperlukan saling menjalin kepercayaan. Walau kita sedang ada konflik bersama teman kita harus tetap percaya kepadanya. Yakinlah bahwa dalam suatu pertemanan tidak selamanya berjalan mulus, oleh sebab itu kita harus tetap percaya bahwa diantara kita dapat menjaga hubungan agar tetap harmonis.

Berbicara dan Berkomunikasi dari hati kehati

Masalah itu timbul pada asalnya dari sebab misscomunikasi atau salah komunikasi yang diakibatkan pembicaraan atau komunikasi yang tidak dimengerti oleh seseorang atau sahabat. Ketika masalah itu terlanjur terjadi solusi utama menyelesaikannya adalah dengan cara berbicara dari hati ke hati, dengan cara itu teman atau sahabat kita akan mengerti apa sebenarnya maksud dan tujuan kita.

Curahkan Isi Hati Kita Dengan Tepat
Dengan curhat yang benar, maka konflik itu setidaknya akan terbantu terselesaikan oleh pihak lain. Bila konflik itu terjadi seorang kepada seorang maka carilah sahabat ketiga yang dapat kita jadikan teman curhat, namun bila masalah terjadi bersama-sama kepada pihak lain maka curahkanlah isi hati semua teman kita apa sebenarnya yang dicari oleh semua orang tersebut. Tetapi hati-hatilah bila curhat itu tanpa aturan malah akan menjadi masalah baru yang akan menimbulkan konflik yang baru pula.

Mencari tempat dan Suasana yang Tepat untuk Menyelesaikan Konflik

Di dalam mengatasi pertentangan dan konflik yang sedang kamu hadapi, perlu diselesaikan dengan melakukan pembicaraan dan dalam membicarakannya perlu diperhatikan lingkungan apakah mendukung untuk kamu dapat membicarakannya.

Mengenang Hal-Hal Indah yang pernah kamu alami dengan temanmu tersebut

Memberi Maaf
Hal-hal yang paling penting adalah memberi maaf pada teman kamu yang sedang bermasalah dengan kamu, sehingga ketika kamu saling memaafkan maka konflik yang sedang terjadi bisa diatasi.

Melakukan Introspeksi terhadap Diri
Emosi terkadang mengedepankan nafsu semata,. Dalam mengatasi konflik dalam persahabatan tidak boleh langsung menyalahkan teman kamu yang menyebabkan konflik terjadi tersebut tetapi usahakan bahwa kamu juga bisa mengoreksi diri siapa tahu kamu yang salah.

Menjalin Komunikasi yang baik dengan cara berbicara yang sopan dan tidak kasar, agar dimengerti dan tersampaikan keinginan masing-masing.

Itulah diantara cara mengatasi konflik dalam bersahabat, walau bertengkar mempunyai konflik dengan teman adalah hal yang wajar terjadi tetapi yang paling penting adalah bagaimana kamu secara dewasa dapat menyelesaikannya dengan baik. Salam Persahabatan …
More aboutCara Mengatasi dan Menyelesaikan Konflik dalam Persahabatan

Cara Mengukur Prestasi Belajar

Agar dapat memperoleh informasi dan gambaran ukuran tertentu sebagai hasil dalam belajar maka proses belajar berkait erat dengan evaluasi belajar yaitu suatu kegiatan untuk mengukur dan menilai sesuatu.

Kegiatan evaluasi tidak mungkin dapat dilaksanakan tanpa terlebih dahulu diadakan kegiatan pengukuran (measurement). Pengukuran ialah suatu usaha untuk mengetahui sesuatu sebagaimana adanya. Hasil pengukuran dapat berupa angka atau uraian tentang kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi keadaan yang diukur itu. Namun demikian, hasil pengukuran itu belum dapat mengatakan apa-apa jika tidak ditafsirkan dengan jalan membandingkannya dengan suatu patokan. (Depag RI, 2002: 3)

Evaluasi belajar sendiri bertujuan secara umum menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan dan kemajuan peserta didik setelah mengikuti proses belajar di samping mengetahui efektifitas metode pengajaran yang dipergunakan.

Tetapi secara khusus, evaluasi ini bertujuan untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan serta mencari dan menemukan faktor-faktor keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan.

Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditilik dari tiga segi, yaitu: (1) segi psikologis, (2) segi didaktik, dan (3) segi administratif.

Secara psikologis, evaluasi pendidikan dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta didik dan sisi pendidik.

Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah-tengah kelompok atau kelasnya.

Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya.

Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan prestasinya.

Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
  1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.
  2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
  3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didiknya.
  4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
  5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai.
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu:


1. Memberikan informasi
Disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat. Apakah seseorang dinyatakan naik kelas, tinggal kelas, lulus atau tidak lulus dan sebagainya.

3. Memberikan gambaran
Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.

Untuk mengukur/menilai hasil belajar dengan mengadakan evaluasi harus memperhatikan teknik-teknik, syarat dan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi untuk mendapat hasil yang baik sesuai dengan standar evaluasi.

Menurut Sumadi Suryabrata (tt: 327), syarat-syarat penilaian yang baik untuk memenuhi standar evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Test itu harus reliabel
Suatu test adalah reliabel apabila tes itu memiliki keajegan atau konsistensi. Artinya tes itu sama dengan dirinya sendiri.

2. Test itu harus valid
Suatu tes adalah valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.

3. Test itu harus obyektif
Obyektivitas adalah suatu yang penting yang mempengaruhi validitas dan reabilitas. Dipandang dari aspek ini tes dipandang obyektif kalau hanya mengandung satu kemungkinan interpretasi saja asal interpretasi itu diberikan oleh orang yang benar-benar tahu akan persoalannya.

4. Test itu harus diskriminatif
Suatu tes diskriminatif kalau test itu disusun sedemikian rupa sehingga dapat melacak dan menunjukkan perbedaan yang sekecil apapun.

5. Test itu harus komprehensif
Suatu tes dikatakan komprehensif kalau tes tersebut mencakup segala persoalan yang harus diselidiki. Dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai apa yang telah diberikannya kepada anak didik.

6. Test itu harus mudah digunakan
Bahwa tes itu mudah digunakan kiranya cukup jelas manfaatnya.

Di samping persyaratan di atas, tes juga memiliki prinsip-prinsip dasar yang dijadikan patokan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Tes hendaknya dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
  2. Mengukur sampel yang representative dari hasil belajar dan materi pembelajaran. Tes yang disusun haruslah mencakup soal-soal yang dianggap mewakili seluruh performance hasil belajar siswa, sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
  3. Keseluruhan tes mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk mengukur hasil belajar seperti yang ditetapkan pada tujuan pembelajaran.
  4. Didesain sesuai dengan kebutuhan.
Sedikitnya, kita telah mengenal empat jenis kegunaan tes, yaitu:
  1. Placement test, digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau program tertentu.
  2. Diagnostic test, digunakan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswa.
  3. Formatif test, digunakan untuk mencari umpan balik (feed back) bagi perbaikan proses belajar. Dalam sistem pengajaran PPSI (Prosedur Pengajaran Sistem Instruksional), bentuknya dapat berupa pretest dan posttest. Bahkan, ketika proses pembelajaran berlangsung, misalnya, guru mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh siswa untuk memberi tugas untuk dikerjakan di luar jam pelajaran/di rumah. Jika setelah diperiksa, ternyata banyak siswa yang salah dalam pengerjaan tugas tersebut, guru perlu memberi remedial terhadap siswa-siswa yang belum dapat mengerjakan tugas dengan benar.
  4. Sumatif test, digunakan untuk mengukur dan menilai sampai di mana pencapaian kompetensi siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dan selanjutnya menentukan kenaikan/kelulusan siswa.
Dibuat seandal (reliabel) mungkin sehingga mudah diinterpretasikan dengan baik agar dapat digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara guru mempromosikan pembelajaran.
Demikian cara mengukur prestasi belajar siswa di sekolah. Semoga bermanfaat.
More aboutCara Mengukur Prestasi Belajar

Teori Tentang Motivasi

Motivasi berasal dari asal kata motif, kemudian dikemukan definisi motivasi sebagai : segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedang yang dimaksud dengan motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang itu mau/ingin melakukan, bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk mengelaknya (S. Nasution, 1977: 64).

Seseorang akan terdorong untuk melakukan sesuatu karena ia dihadapkan kepada suatu kebutuhan. Kebutuhan ini akan menimbulkan keadaan ketidakseimbangan, ketegangan yang memerlukan pemuasan, agar kembali kepada keadaan seimbang. Menurut Morgan, bahwa manusia itu dihadapkan kepada bermacam-macam kebutuhan sebagai berikut:
  1. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk suatu aktivitas.
  2. Kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain.
  3. Kebutuhan untuk mencapai hasil.
  4. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan.
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan yang dikembangkan oleh Abraham Maslow. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

Sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia (Ngalim Purwanto, op.cit : 77). Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  1. Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks dan sebagainya.
  2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagainya.
  3. Kebutuhan sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama.
  4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan sebagainya.
  5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreativitas dan ekspresi diri. (Ngalim Purwanto: hal. 77)
Di samping teori kebutuhan Maslow, Alderfer sebagaimana yang dikutip oleh A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (op.cit: hal. 98), mengenalkan teori ERG (existence, relatedness, growth) sebagai teori motivasi. Dalam teori tersebut tindakan atau perbuatan manusia dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
  1. Existence: makan, minum, pakaian, keamanan kondisi kerja.
  2. Relatedness needs: kepuasaan berinteraksi dalam lingkungan kerja.
  3. Growth needs: mengembangkan dan meningkatkan pribadi.
Demikian sepintas mengenai teori tentang motivasi, semoga bermanfaat.
More aboutTeori Tentang Motivasi

Teknik Membangkitkan Motivasi Siswa Peserta Didik

Sahabat Arena yang baik hati... Pada tulisan ini penulis ingin menyampaikan bahwa terjadinya motivasi pada diri seseorang itu ada yang timbul dengan sendirinya (secara alami), dan ada pula yang datang dari pengaruh orang lain atau eksternal (pengaruh luar). Hal itu kadang-kadang keberadaannya bersifat sementara, agar seseorang mau melakukan sesuatu, maka diperlukan teknik ataupun cara untuk membangkitkannya. Diantara cara teknik membangkitkan motivasi adalah :
  1. Memberikan angka. Lazimnya setiap kali ulangan setiap siswa ingin segera mengetahui hasilnya (nilainya). Para siswa yang mendapatkan nilai/angka yang baik akan mendorong motivasi yang kuat untuk belajar lebih rajin dan sebaliknya.
  2. Pujian sebagai akibat dari pekerjaan yang berhasil akan meningkatkan motivasi siswa. Oleh karena itu, kadang-kadang pujian diperlukan bagi siswa yang berhasil dalam suatu pekerjaan.
  3. Persaingan sering mempertinggi hasil belajar, baik persaingan secara individu maupun persaingan secara kelompok. Dalam hal ini persaingan harus bersifat sehat.
  4. Penilaian/ulangan: ulangan yang diberikan kepada para siswa secara teratur akan mendorong para siswa untuk belajar.
  5. Karyawisata, secara ini akan membangkitkan motivasi belajar pada diri siswa karena mereka akan mendapatkan pengalaman langsung dari obyek yang dikunjunginya.
  6. Kerjasama, mengerjakan tugas/pekerjaan secara bersama akan mempertinggi kegiatan belajar.
  7. Teguran dan kecaman, digunakan untuk memperbaiki kesalahan atau kelalaian yang dilakukan para siswa.
  8. Suasana yang menyenangkan.

Dalam interaksi antara para guru dengan para siswa, siswa dengan siswa secara harmonis akan memberikan ketenangan, kesenangan dan rasa kepuasan pada diri siswa, sehingga menimbulkan semangat untuk belajar.
Itulah diantara Teknik Cara Membangkitkan motivasi peserta didik di sekolah, semoga bermanfaat
More aboutTeknik Membangkitkan Motivasi Siswa Peserta Didik

Urgensi dan Faedah Tafakur Tadabur |Tafakkur-Tadabbur|

Tafakkur atau Tafakur dalam pengertian sederhana artinya berfikir, memikirkan, merenungkan, atau meditasi terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di alam semesta ini. Dalam Al-Qur’an, tafakkur diperintahkan oleh Allah SWT kepada manusia, khususnya mereka yang berpengetahuan.
Sesungguhnya semua manusia dituntut untuk bertafakkur, merenungkan tanda-tanda atau fenomena-fenomena alam ciptaan Tuhan, agar timbul kesadaran bahwa di balik itu ada Zat Yang Mahakuasa, Yang Maha Agung, Yang Maha Bijaksana, yaitu Sang Pencipta Allah SWT (Q.S Ali Imron 3 : 190-191).
Dengan timbulnya kesadaran seperti itu, yaitu hasil dari tafakkur, maka manusia akan pandai bersyukur (tasyakur) terhadap nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada mereka. Sehingga segala apa yang diberikan, dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya, ditasharufkan di jalan yang benar, sesuai dengan kehendak-Nya. Yang pada akhirnya Allah SWT akan menambah lagi kenikmatan kepada mereka.

Urgensi Tafakur Tadabur

Jika manusia tidak suka tafakkur, tidak mau tadabbur (meneliti) terhadap fenomena-fenomena alam ciptaan Allah SWT, maka sulit untuk dapat bersyukur kepada Sang Pencipta alam ini, karena hatinya penuh dengan kegelapan. Yang pada akhirnya menjadi orang yang takabbur dan kufur (kufur nikmat), sehingga segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT kebanyakannya digunakan untuk melakukan kedurhakaan alias kemaksiatan. Akibat dari kekufuran ini, maka adzab Allah SWT yang akan dirasakan. Dalam Al-Qur’an diterangkan, banyak negeri hancur karena manusia atau penghuni negeri itu tidak pandai bersyukur.

Pada dasarnya Islam menyuruh manusia untuk memikirkan dan merenungkan alam semesta ini dan segala ciptaan-Nya dan melarang utnuk memikirkan Zat Allah SWT, karena manusia tidak akan mampu untuk mengalahkan qudrat-Nya. Begitulah diterangkan dalam beberapa riwayat yang saling menguatkan.

Lalu apakah hakikat dari tafakkur, tadabbur dan tasyakur itu? Banyak definisi yang dikemukakan para ulama. Antara lain ada yang mendefinisikan sebagai berikut :

تصرف القلب في معني الأشياء لدرك المطلوب

Tafakkur adalah mentasharrufkan (mengendalikan) hati untuk merenungkan / memikirkan makna hakiki dari segala sesuatu, demi mencapai yang dituntut / dicari.

Untuk bertafakkur / berfikir, pada zahirnya adalah dengan menggunakan akal, bukan dengan hati. Akan tetapi kata “hati” menurut ulama mempunyai dua arti, yaitu hati dalam pengertian yang zahir / zasmani dan hati dalam pengertian rohani. Maka dalam definisi di atas hati dalam pengertian rohani yang mampu memahami sesuatu.

Istilah tafakkur ini banyak dikenal di kalangan kaum sufi. Menurut mereka tafakur adalah cara untuk memperoleh pengetahuan tentang Tuhan dalam arti yang hakiki. Ulama mengatakan bahwa tafakkur ibarat pelita hati, sehingga terlihat segala sesuatu itu baik buruknya, manfaat dan madharatnya. Dan setiap hati yang tidak digunakan untuk tafakkur maka akan menemukan kegelapan. Oleh sebab itu ada yang mengatakan bahwa tafakkur adalah pelita hati dalam beri’tibar dan kunci keberhasilan dalam ikhtiar (lihat al-Jurjani, at-Ta’rifat, hal 56).

Adapun yang disebut tadabbur adalah sebagai berikut:

عبارة عن النظر في عواقب الأمور ، وهو قريب من التفكر ، إلا أن التفكرَ تصرفُ القلب بالنظر في الدليل ، والتدبر تصرفه بالنظر في العواقب

Suatu gambaran penglihatan hati terhadap akibat-akibat segala urusan, dan hampir sama dengan tafakkur. Hanya kalau tafakkur itu menggunakan mata hati untuk meneliti dalil atau indikator segala sesuatu, sedangkan tadabbur menggunakan mata hati untuk melihat akibat-akibat dari sesuatu itu.

Faidah Tafakur dan Tadabur

Adapun faidah-faidah yang dapat diambil dari tafakkur dan tadabbur menurut para ulama adalah sebagai berikut:
  1. Pertama, sebagai tanda bagi orang yang punya pikiran (ulul albab), karena mereka selalu berdzikir dan tafakkur atas diciptakannya langit dan bumi.
  2. Kedua, Ibnu Abbas mengatakan bahwa tafakkur dapat menghilangkan kelalaian dalam ibadah dan dapat menumbuhkan rasa takut kepada Allah SWT di dalam hati. Sebagaimana tumbuh-tumbuhan akan tumbuh subur dengan siraman air.
  3. Ketiga, al-Hasan mengatakan: Tafakkur sejenak lebih baik daripada shalat semalam yang tidak khusu’.
  4. Keempat, al-Fudhail mengatakan: Tafakkur itu ibarat cermin, ketika anda bercermin ia akan memperlihatkan keburukan dan kebaikan perilaku anda.
  5. Kelima, di antara orang bijak ada yang mengatakan : Tafakkur itu bagaikan cahaya, kelalaian hati adalah kegelapan, kebodohan adalah kesesatan. Orang yang beruntung adalah orang yang sanggup menerima nasihat dari yang lain.
  6. Keenam, dengan mentafakkuri diri atas segala nikmat yang diberikan, akan menambah mahabbah kepada Allah SWT dan akan pandai bersyukur kepada-Nya.
  7. Ketujuh, dengan mentafakkuri kejadian hari kiamat sebagaimana diterangkan al-Qur’an akan menambah semangat untuk melakukan kebaikan-kebaikan dan mempersiapkan diri dalam menghadapi hisaban kelak.
  8. Kedelapan, dengan mentafakkuri dan mengimani adanya neraka sebagaimana dalam Al-Qur’an, maka akan menambah rasa takut kepada adzab Allah SWT dan dapat mencegah dirinya dari perbuatan dosa dan noda.
  9. Kesembilan, dengan mentafakkuri adanya surga, sebagai jaminan bagi orang-orang shalih, maka akan menambah kekuatan iman dan meningkatkan ketaatannya untuk mencapai surga.
  10. Kesepuluh, dengan tafakkur yang hasilkan kesadaran diri bahwa selamanya dilihat oleh Allah SWT, maka ia akan merasa malu jika berbuat maksiat, dan sanggup untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak terpuji.

Demikianlah antara lain keuntungan-keuntungan bagi yang mau berfikir, bertafakkur, mentadabburi ciptaan-ciptaan Allah SWT, termasuk mentafakkuri dirinya sendiri sebagai makhluk-Nya.

Semoga kita menjadi orang yang senantiasa mentafakkuri dan mentadabburi, utamanya merenungkan terhadap diri kita sendiri. Dari mana asal kita, siapa yang menciptakan kita, sedang dimana, dan akan kemana kita ini? Diperlukan jawaban yang jujur yang lahir dari keimanan kepada Allah SWT, Sang Maha Pencipta.

Sumber: Rubrik Akhsin Khuluqi Risalah A. Daeroby
More aboutUrgensi dan Faedah Tafakur Tadabur |Tafakkur-Tadabbur|